Kartu Kuning Gemparkan Indonesia





Aksi seorang mahasiswa Universitas Indonesia ,viral di media sosial, dengan berbagai berita. Tentu bukanlahh  hal yang biasa. Ada sejuta makna dalam sebuah peristiwa, Mengundang tanya, setiap orang yang mengaku cinta negara Ia tiup  peluit lalu acungkan kartu kunging dengan gagahnya, Di depan orang nomor satu Indonesia. Pemuda itu bernama Zaadit Taqwa

Baiklah teman teman para pembaca setiaku  hehe, kali ini saya akan bercerita tentanang KARTU KUNING JOKOWI  yang sedang  viral, dan kebetulan  ini menjadi tugas kampus Jurnalistik dibawah bimbingan Ust.Misroji.

Alangkah baiknya teman teman baca berita berikut ini dengan serius tapi tetap kece. Boleh juga sambil ngopi agar gak ngantuk  ! atau bisa juga mandi dulu, sekalian persiapan shalat jum’at. Udah ah jangan basa basi langsung saja kita simak berita berikut ini.

Aksi Ketua BEM UI itu dilakukan saat Presiden Jokowi memberikan pidato di acara Dies Natalis ke-68 Universitas Indonesia, Depok, pada Jumat (02/02). Akibat aksinya itu, Zaadit diamankan oleh Pasukan Pengamanan Presiden dan kemudian dimintai keterangan oleh satuan pengamanan lingkungan kampus dan polisi.

Apa makna kartu kuning itu ? "Ini adalah sebuah simbol bahwa kami memberikan peringatan kepada Pak Jokowi bahwa salah satunya terkait kasus gizi buruk di Asmat yang menewaskan 72 orang. "Sampai hari ini, itu bisa terjadi, karena ada imunisasi yang belum optimal dan kurangnya tenaga medis menghadapi hal tersebut," ujar Zaadit.

Tapi kayaknya gak seru kalau kita dengar dari Zaadit Taqwa saja, yuk kita perhatikan  bagaimana tanggapan Bapak Presiden yang terhormat
Presiden Jokowi  mengatakan bahwa dinamika seperti itu sebagai hal yang "biasa"."Saya kira ada yang mengingatkan bagus sekali. Dan mungkin nanti saya akan kirim Ketua dan anggota-anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI, biar melihat betul bagaimana medan yang ada di sana. Kemudian problem-problem besar yang kita hadapi di daerah-daerah yang ada, terutama di Papua," ujar Jokowi.
Nah gimana teman-teman ? apa sudah puas dengan jawaban kedua Presiden ini, antara Presiden Negara dan Presiden Kampus, hehe . Kalau belum puas saya mau nambahin cerita sedikit lagi ya, semoga gak pada kabur .

Tentu bukan tanpa alasan seorang Zaadit Taqwa melakukan aksi heroik itu, ada pesan yang ingin di sampaikan dengan cara kreatif supaya bisa di dengar dan di perhatikan, malumlah selama ini banyak aktivis turun ke jalan dan  berkoar koar dengan toanya namun hasil nya nihil. Namun dengan keluarnya  kartu kuning sebagai simbolis ternyata bisa membuka mata bagi banyak orang.

Setidaknya ada tiga Isu utama yang ungkap dalam peristiwa ini  pertama Gizi buruk Asmat, Papua. Kedua Rencana Pemerintah mengangkat pejabat Gubernur dari POLRI /TNI , ketiga adanya Draf peraturan baru Oraganisasi Mahasiswa.

Tapi banyak di antra kita yang salah fokus, dan gagal paham. Dari peristiwa ini yang timbul bukannya solusi tentang Asmat , eh malah mucul dua kubu yang saling berdebat di dunia maya. Baik dari kubu Zaadit ataupun Kubu Pak Jokowi. Ayoklah sadar  teman- teman sampai kapan kita terus berdebat ?. Coba fikirkan dalam dalam kalimat saya ya. ! “Kita ini bagian dari masalah atau bagian dari Solusi ? ”  

Kita sibuk saling menyalahkan ini dan itu , tapi kita tak memberikan jalan keluar dari segundang permasalahan yang ada. Silahkan kritis tapi solutif, silahkan berkuasa tapi bermanfaat bagi bangsa. Apalah artinya hidup jika tidak bermanfaat ?

Saya jadi teringat dengan kisah Umar Bin Khatab ketika ia menjabat sebagi khalifah. Suatu saat ia keliling kampung kecil dengan seorang sahabatnya, ia melihat ada sebuah gubuk kecil dan nyala api disana, ketika dihampiri ternya ada seorang ibu tua yang sedang memasak sesuatu. Tapi pemandangan begitu memilukan, anak-anaknya sedari tadi menangis kelaparan, ketika ditanya dan dilihat ternya ibu dari anak anak itu memasak batu, karena tidak ada makanan ,  batu yang ia masak hanya untuk menghibur  anak anaknya yang kelaparan.

Umar pun lalu pulang dan mengambil sekarung bahan makanan, yang ia panggul dengan punngungnya untuk di berikan kepada ibu tua dan anak  anaknya yang kelaparan. begitulah pemimpin seharusnya yang kita teladani. Masih adakah Umar bin Khatab di Zaman ini ? mari tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Yuk kembali ke laptop.
Teman teman tau gak berapa banyak anak anak yang mengalami gizi buruk di asmat. ? Nih saya sajikan datanya, Kemenkes menyatakan telah memeriksa 12.398 anak sejak September 2017 sampai 25 Januari 2018. Kemenkes menyatakan telah memberikan pelayanan optimal. Data Kemenkes menyebutkan, terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk di Asmat. Selain itu ditemukan pula 25 anak suspek campak serta empat anak yang terkena campak dan gizi buruk.

Bagaimana teman-teman sedihkan melihat data ini.? Yuk kita bantu mereka dengan menggalang dan.  Kemudian bisa kita salurkan kepada lembaga terpercaya. Serta membantu upaya pemerintah dalam menangani masalah ini.
Semoga tulisan ini bermanfaat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini